Kemeriahan Maulid Nabi Muhammad dan Hari Santri masih terus berlanjut, sampai puncaknya (23/10/21) yang diselangarakan oleh pondok YPMI Al-Firdaus bekerjasama dengan peserta KKN RDR ke-77 UIN Walisongo Semarang.
Serangkaian acara untuk memperinggati Maulid Nabi Muhammad SAW telah dilakukan salah satunya pembacaan maulid diba’ yang dilakukan seminggu sebelum tanggal 12 Rabiul awal 1443 yang bertepatan dengan 19 oktober 2021. Kemeriahan pun tidak berhenti sampai disitu, disambung dengan hari santri nasional 2021 yang bertepatan dengan 22 oktober 2021, untuk memeriahkan hari santri, pondok YPMI Al-Firdaus bersama peserta KKN RDR ke-77 UIN Walisongo menyelengarakan berbagai jenis perlombaan, dari mulai estafet ayat, rangking 1 dan gubrak band.
puncaknya diisi dengan pengajian, yang mengangkat tema “ Bersinergi dalam Mengimplementasikan Nilai-Nilai Kepesantrenan”.
“santri sebenanrnya tidak ada kalau tidak ada Muhammad SAW” pungkas Prof. Musahadi selaku ketua yayasan ponok YPMI Al-Firdaus pada sambutan pengajian. Lalu beliau memaparkan “sangat pantas sekali kalau santri ini dikaitkan dengan keberadaanya Muhammad SAW, karena yang dilakukan santri adalah apa yang dilaksanakan oleh Muhammad SAW, maka sudah selayaknya kita harus merayakan maulid Nabi Muhammad SAW, karena tanpa lahirnya beliau, tidak akan pernah ada santri”.
Acara pengajian ini di hadiri oleh ketua yayasan, wakil rektor 1, jajaran Asatidz serta tokoh masyarakat dan seluruh santri pondok YPMI Al-Firdaus. Pengajian di mulai pada pukul 20.30 WIB sampai selesai.
Dr. H. Mukhsin Jamil, M.Ag sebagai pengisi Mauidhoh Hasanah pada pengajian ini menjelaskan “kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah sebuah peristiwa yang sangat penting atau revolusioner, yang membawa kita sampai saat ini bisamengenal Allah. Jadi aneh, jika kita tidak merayakan kelahirannya sebagai wujud rasa syukur”.
Dalam pemaparannya dijelaskan bahwa perayaan maulid nabi ini jika dikatakan bid’ah maka ini merupakan bid’ah hasanah, karena perayaan maulid yang dilakukan merupakan bentuk rasa syukur atas kelahiran Muhammad SAW, sebagai pembawa kabar gembira yang membawa umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang dengan kebebaran dari Allah yang disampaikan melalui Muhammad SAW.
“santri itu jangan hanya berdiam diri dirumah tapi harus bermanfaat untuk ummat seperti berdakwah, apalagi dimasa digitalisasi seperti saat ini, kita bisa memanfaatkan media social untuk sarana dakwah, jangan hanya diam saja. Jangan sampai ke-jurnalisan atau kepenulisan diisi oleh orang-orang yang tidak memahami agama, kita harus sebarkan ajaran Islam yang rahmatan lil’alamin yang tidak ekstrim kanan dan kiri, namun kita kenalkan Islam yang cinta damai dan penuh kasih sayang” ujar Wakil Rektor 1 ketika mengisi Mauidhoh Hasanah pada pengajian untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Santri. (Karina Purwanti)