Kyai Haji Ali Munir menyampaikan, membaca Alquran adalah cara yang paling baik untuk taqarub kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kemudian beliau menceritakan kisah tentang Imam Ahmad bin Hambal dengan Allah dalam mimpi.
Bahwa Imam Ahmad bin Hambal telah bermimpi berjummpa dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. “Aku berjumpa dengan Tuhanku di dalam mimpiku dan aku bertanya kepada-Nya apa yang terbaik untuk mendekatkan diri kepada-Mu? “Jawabnya,” Ahmad! kalam-Ku (Alquran). “Aku bertanya membaca dengan memahaminya atau tanpa memahaminya? Allah SWT berfirman “Memahaminya atau tidak keduanya akan mendekatkan kepadaku.”
Kemudian beliau juga berpesan agar kami, para santrinya jangan sampai meninggalkan alquran. Walaupun hanya satu ayat. ”Jika bisa, kita selipkan membaca alquran dalam setiap kegiatan kita, bahkan ketika kita hendak tidur, bacalah alquran. Agar keberkahan selalu menyertai kita,” kata beliau yang disampaikan dalam sambutan khataman ngaji di Pondok Pesantren YPMI Al-Firdaus.
Selain itu, alquran juga sangat terjaga kesucian dan keasliannya. Sehingga alquran tidak dapat ditiru atau di palsukan oleh siapapun. Karena alquran itu sendiri memiliki bahsa yang sangat indah serta bahasa yang terkandung di dalamya itu sangat kental akan sastra. Beliau juga menyebutkan salah satu teks karya Musailamah al-Khadzab, yang ingin menyaingi alquran, khusunya pada surat Al-Fiil. “Al-fiilu, maa al-fiil, wa maa adraaka ma al-fiil; al-fiilu lahu dzanabun wa tsiilun wa khurthuumun thawiil.” Yang artinya, “Gajah, apakah itu gajah, tahukah kamu apa itu gajah; gajah mempunyai ekor yang kecil dan belalai yang panjang.”
Yangmana notabenenya, ayat-ayat yang di karang oleh Musailamah Al-Khadzab itu sangat tidak mencerminkan keindahan estetika alquran.
Dalam acara penutupan ngaji tersebut pula, di isi sambutan oleh Prof. Musa. Dalam sambutannya beliau menyampaikan, ”Bulan Ramadhan itu, bulan yang ’tidak normal’,” karena, pada bulan ramadhan, apa-apa yang biasanya halal, itu kita harus menunggu waktu sampai magrib. Disini beliau mengumpamakan seperti makan nasi, yang awalnya sebelum bulan ramadhan kita bisa menikmatinya kapan saja, sednagkan di bulan ramadhan kita harus menunggu adzan magrib berkumandang.
”Bulan ramadhan itu bisa dinikmati jika kita sudah mencapai level tinggi, sudah mencapai advance,” tandas beliau. Seperti contohnya para sufi, para ulama, dan para orang-orang sholeh.
Di akhir sambutannya beliau juga berpesan kepada kami, bahwa rasulullah saw. Bersabda ”sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari alquran dan mengajarkannya” (HR.Tirmidzi). tidak jauh beda dengan apa yang di dawuhkan oleh kyai haji Ali Munir pada perawalan sambutan dalam acara tersebut.
Penulis : Alfatyana Rosyidah